Sering terdengar istilah coaching ketika dilakukan suatu pembinaan pada keterampilan tertentu. Biasanya dibidang bisnis, olah raga, pendidikan atau bidang - bidang lainnya. Secara bahasa coaching jika diterjemahkan dalam bahasa indonesia artinya pelatihan. Istilah-istilah yang terkait diantaranya coach yang artinya pelatih dan cochee adalah orang yang dilatih. Secara istilah coaching menurut wikipedia adalah suatu bentuk pengembangan di mana orang yang berpengalaman, disebut coach, mendukung pembelajar atau klien dalam mencapai tujuan pribadi atau profesional tertentu dengan memberikan pelatihan dan bimbingan. Lantas bagaimana peran coaching dalam dunia pendidikan untuk mempengaruhi proses belajar murid, tentunya akan ditentukan juga oleh peran guru sebagai coach.
Merujuk pada semboyan
pendidikan di negara kita yaitu “Tut Wuri Handayani” yang artinya dari belakang
memberi dorongan dan pengaruh yang baik. Tut Wuri Handayani yang digagas oleh
KI Hadjar Dewantara menggambarkan proses pendidikan dan peran guru sebagai seorang
pendidik. Peran guru untuk memberikan dorongan salah satunya adalah sebagai coach untuk para muridnya.
Melihat pada tujuan
pendidikan menurut KI Hadjar Dewantara yaitu menuntun tumbuhnya atau hidupnya
kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. Menurut KI Hadjar
Dewantara kodrat anak bukanlah kertas putih yang masih kosong sehingga dalam
membimbingnya pun tidak dengan cara mentransfer segala hal dari guru ke murid.
Murid harus merdeka, berkembang sesuai dengan kodratnya. Pada hal inilah peran
guru adalah sebagai coach untuk muridnya.
Coaching
berbeda dengan konseling ataupun mentoring. Pada proses coaching, coach benar-benar menggali potensi murid dan membantu mengembangkannya.
Berbeda dengan konseling yang membantu memecahkan masalahnya atau mentoring
yang membagikan pengalamannya untuk mengembangkan diri murid.
Pembelajaran yang berpihak
pada murid, tentunya murid pun harus mampu mengenal dirinya sendiri. Proses
metakognisi pada murid diawali oleh pengenalan terhadap emosi yang sedang
dirasakannya. Melalui pembelajaran sosial emosional maka murid dibiasakan untuk
mengenal dirinya sendiri. Murid juga akan terbiasa untuk mengelola emosinya.
Kegiatan coachinglah yang sebaiknya diterapkan untuk membantu murid dalam
pembelajaran sosial emosional.
Selain pada proses
metakognisi, coaching juga diperlukan ketika pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran yang menjadikan murid sebagai patokan untuk menentukan bahan, proses
dan hasil pembelajaran, tentunya mengharuskan guru mampu menggali diri murid
agar bisa menyajikan pembelajaran berdiferensiasi.
Menggali potensi murid
merupakan suatu keharusan agar pembelajaran yang berpihak pada murid bisa
dilaksanakan. Hal ini tidak akan terjadi jika guru terus menerus mentransfer
ilmu secara langsung. Proses coaching
yang akan membantu guru menggali potensi
murid.
Empat keterampilan yang
harus dimiliki oleh guru sebagai seorang coach.
Pertama keterampilan membangun dasar proses coaching. Seorang guru harus mampu
membangun proses agar coaching dapat dilaksanakan.
Kedua keterampilan
membangun hubungan baik. Seorang guru dan murid harus terjalin hubungan baik
agar dapat saling menerima. Murid bisa menerima ilmu dari guru dengan baik dan
guru bisa memahami murid dengan baik pula. Saling percaya antara guru dengan
murid akan terbangun ketika terjalinnya hubungan baik.
Ketiga keterampilan
berkomunikasi. Inti dari proses coaching salah satunya adalah komunikasi. Guru
harus mampu menggali potensi dari proses berkomunikasi dengan murid.
Keempat keterampilan
memfasilitasi pembelajaran. Walaupun proses coaching adalah menggali potensi
murid namun bukan berarti guru tidak mempersiapkan hal baik untuk muridnya.
Guru harus mampu memfasilitasi pembelajaran untuk murid agar tahu tujuan murid
dalam proses coaching. Sehingga hasil coaching sejalan dengan tujuan
pendidikan.
Kunci dari proses coaching
adalah komunikasi. Agar terbangunnya komunikasi yang baik maka guru harus
mempelajari aspek komunikasi. Empat aspek komunikasi yang harus dilatih pada
proses coaching yaitu komunikasi
asertif, pendengar aktif, bertanya efektif dan umpan balik positif.
Proses coaching sangat
penting peranannya dalam pembelajaran yang berpihak pada murid. Melalui proses
inilah guru mampu mengetahui apa yang ada pada diri murid sehingga dapat
menyiapkan pembelajaran yang berpihak pada murid. Melalaui coaching juga murid
bisa mengenali dirinya tanpa ada unsur pengaruh dari guru atau pun pihak lainnya.
Guru hanya membantu murid dalam mencari untuk menemukan potensi dirinya.
Refleksi
Peran guru sebagai coach
dalam proses coaching sangat membantu pada terlaksananya pembelajaran yang
berpihak pada murid. Murid bisa menemukan potensinya sendiri sehingga muncul kesadaran
belajar dalam dirinya. Guru bisa menyesuaikan pembelajaran dengan kodrat yang
dimiliki murid.
Selain antara guru dengan
murid, proses coaching juga dapat dilakuan antara guru dengan guru. Hal ini
sangat membantu ketika seorang guru memiliki masalah. Dengan adanya komunikasi
yang baik maka sesama guru akan lebih mudah berkolaborasi dan menguntungkan
banyak hal untuk proses pendidikan.
Add your comment